MERESENSI NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE
MERESENSI NOVEL “PULANG” KARYA TERE LIYE
Orlando, Windi Asria Lumban Gaol
Sekolah Menengah Kejuruan Pelita IV
E-mail:
asanorlando134@gmail.com
Abstract
The novel Pulang by Tere Liye stands out as an
exceptional piece of Indonesian literature, exploring themes of life’s journey,
struggles, and identity within the framework of a family story. Through the
life of a young man navigating a shadowy and conflict-ridden world, the novel
presents a profound narrative about the search for self and the meaning of
"going home" as a concept that transcends physical space,
encompassing a spiritual journey to understand life’s values. In 2021, the
novel's relevance grew, particularly amid the pandemic, as many questioned the
meaning of home and family during uncertain times.
Tere Liye successfully offers reflections on family, sacrifice, and life
struggles, serving as a mirror for readers to understand their own life
journeys. This article aims to explore the perspectives presented in the novel
and inspire readers to delve deeper into the moral values it conveys.
Abstrak
Novel Pulang karya Tere Liye adalah salah satu
karya sastra Indonesia yang menonjol dengan tema perjalanan hidup, perjuangan,
dan pencarian identitas dalam bingkai kisah keluarga. Melalui kehidupan seorang
pemuda di dunia bayangan yang sarat konflik, novel ini menyajikan narasi
mendalam tentang pencarian jati diri dan arti "pulang" sebagai konsep
yang melampaui tempat fisik, mencakup pula perjalanan spiritual untuk memahami
nilai-nilai kehidupan. Pada tahun 2021, relevansi novel ini semakin meningkat,
terutama di tengah situasi pandemi yang mendorong banyak orang untuk
mempertanyakan makna rumah dan keluarga di tengah ketidakpastian.
Tere Liye berhasil menghadirkan refleksi mengenai arti keluarga, pengorbanan,
dan perjuangan hidup, yang sekaligus menjadi cermin bagi pembaca dalam memahami
makna perjalanan hidup mereka sendiri. Artikel ini bertujuan untuk menggali
perspektif yang ditawarkan novel ini serta menginspirasi pembaca dalam
mengeksplorasi nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya.
Kata Kunci: Novel Pulang, Tere Liye,
Resensi Novel Pulang.
A.
PENDAHULUAN
Novel
Pulang karya Tere Liye adalah salah satu karya sastra Indonesia yang
mendapat perhatian luas karena mampu mengangkat tema perjalanan hidup,
perjuangan, dan identitas dalam bingkai kisah keluarga. Novel ini menggambarkan
kisah seorang pemuda yang menjalani kehidupan penuh liku-liku di dunia bayangan
yang sarat konflik. Melalui perjalanan tokoh utama, Tere Liye menyajikan narasi
tentang pencarian jati diri dan arti "pulang" dalam konteks keluarga,
pengorbanan, dan rasa memiliki.
Pada
tahun 2021, novel ini semakin relevan karena banyak orang yang kembali
mempertanyakan makna rumah dan keluarga, terutama di tengah masa pandemi dan
ketidakpastian ekonomi. Pulang menawarkan refleksi mendalam mengenai
arti "pulang" bukan hanya sebagai tempat fisik, tetapi juga sebagai
perjalanan spiritual untuk memahami diri dan nilai-nilai kehidupan.
Melalui
resensi ini, diharapkan pembaca dapat melihat perspektif baru yang ditawarkan
Tere Liye, serta menangkap pesan moral yang ingin disampaikan mengenai
keluarga, pilihan hidup, dan perjuangan dalam menemukan makna hidup. Resensi
ini juga diharapkan dapat menginspirasi para pembaca untuk menggali lebih dalam
makna dari perjalanan hidup mereka sendiri.
Dari latar
belakang kita dapat menyimpulkan berbagai masalah, yaitu:
1.
Apa
itu Resensi?
2.
Apa
saja struktur Resensi?
3.
Apa
ciri-ciri dari Resensi
4.
Apa
saja jenis-jenis Resensi
5.
Bagaimana
cara meresensi suatu novel?
B. METODE PELAKSANAAN
Dalam pembuatan artikel ini, saya menggunakan metode
deskriptif yaitu sebuah metode dimana mengutamakan masalah-masalah aktual
secara apa adanya saat penelitian berlangsung. Semua data diolah sesuai dengan
keasliannya.
C.
PEMBAHASAN
DAN HASIL
Tentunya masih banyak yang belum mengerti apa itu
Resensi bukan. Nah kali ini saya akan menjelaskan apa itu Resensi. Berikut
penjelasannya
Ulasan atau yang
biasa dikenal dengan resensi, secara etimologi berasal dari bahasa Belanda,
yaitu resentie dan bahasa Latin recentsii recensere, atau revidere, yang
artinya mengulas kembali atau melihat kembali. Nah, kalau dalam bahasa Inggris,
resensi dikenal dengan istilah review.
Berdasarkan
pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa resensi adalah
tulisan yang berisi penilaian suatu karya, seperti film, buku,
drama, lagu, hingga karya sastra dan seni lainnya, baik dari segi isi
maupun unsur kebahasaannya.
Resensi adalah
ulasan atau penilaian terhadap sebuah karya, seperti buku, film, drama, musik,
atau karya seni lainnya. Dalam resensi, penulis memberikan pandangan kritis
terhadap isi, kelebihan, kekurangan, serta nilai atau pesan yang terkandung
dalam karya tersebut. Resensi biasanya mencakup deskripsi singkat mengenai isi
karya, analisis terhadap elemen-elemen penting, dan penilaian pribadi dari
penulis resensi.
Tujuan utama
penulisan resensi adalah untuk memberikan gambaran umum kepada pembaca tentang
isi dan kualitas karya tersebut sehingga mereka dapat mempertimbangkan apakah
karya tersebut sesuai dengan minat atau kebutuhan mereka. Selain itu, resensi
juga berfungsi sebagai media apresiasi dan kritik, yang membantu pembaca dan
pembuat karya untuk memahami perspektif orang lain mengenai karya tersebut.
Struktur
Resensi
Tentunya
Resensi memiliki berbagai struktur, kali ini saya akan menjelaskan apa saja
strukturnya. Berikut penjelasannya:
Judul
Resensi
Merupakan
suatu judul yang kita pilih sesuai dengan apa yang kita Resensikan seperti
judul pada makalah ini yaitu, “MERESENSI NOVEL PULANG”
Identitas
Resensi
Bagian
teks resensi ini mengidentifikasi karya yang sedang dibahas. Hal ini bisa
mencakup judul, penulis, atau penerbit, serta deskripsi singkat karya tersebut.
Misalnya, “Teks Resensi berisi tentang novel karya Mark Twain, ‘Petualangan Tom
Sawyer.'”
Isi
Orientasi
Pada
isi orientasi ada beberapa bagian yaitu, Orientasi, Sinopsis, Analisis, dan
Evaluasi. Berikut penjelasannya:
Orientasi:
Bagian
orientasi teks resensi memberikan informasi latar belakang dan konteks untuk
karya yang sedang ditinjau. Ini dapat mencakup konteks sejarah atau budaya
yang relevan, serta informasi apa pun yang masih berhubungan dengan penulis
buku atau pencipta karya yang dibahas.
Sinopsis:
Bagian
sinopsis dari teks resensi memberikan ringkasan singkat tentang karya yang
sedang diulas. Bagian ini harus memberikan ikhtisar plot utama
atau poin utama dari karya tersebut, tanpa memberikan terlalu banyak detail.
Analisis:
Bagian
analisis teks resensi memberikan sebuah ulasan atau analisa yang lebih dalam
tentang karya yang sedang diulas. Ini dapat mencakup diskusi tentang gaya
penulisan, tema, karakter, dan aspek lain dari karya yang relevan dengan
resensi.
Misalnya, “Gaya penulisan Twain
dicirikan oleh deskripsinya yang jelas, dialog yang hidup, dan penceritaan yang
imajinatif. Tema novel ini meliputi pentingnya persahabatan, kegembiraan dan
bahaya masa kanak-kanak, dan konflik antara kepolosan dan pengalaman.”
Evaluasi:
Bagian
evaluasi dari teks Resensi memberikan penilaian penulis secara keseluruhan
terhadap karya yang sedang diulas. Ini dapat mencakup diskusi tentang kelebihan
dan kekurangan karya tersebut, serta rekomendasi bagi pembaca.
Penutup
Resensi
Yaitu
suatu yang membahas tentang kelayakan suatu novel ketika sudah di Resensi.
Ciri-ciri
Resensi
a. Judul
resensi
Hal
yang pertama akan terlihat dari teks resensi adalah judul Namun, dalam teks
resensi, judul yang tertera bukanlah judul buku yang diresensi, melainkan judul
yang dibuat oleh peresensi Biasanya, judul tersebut dibuat menggunakan
kata-kata yang menarik dan menggambarkan keunggulan buku tersebut.
b. Identitas buku
Di
bagian awal teks resensi terdapat penjelasan mengenal identitas buku yang
diresensi, mulai dari judul buku, penulis, penerbit, tahun terbit, ukuran buku,
jumlah halaman, harga buku, dan sebagainya.
c. Sinopsis
buku
Teks
resensi memuat sinopsis buku agar pembaca memiliki gambaran umum mengenai isi
buku yang diresensi.
d. Kepengarangan
Teks
resensi mengulas unsur kepengarangan berupa gambaran singkat tentang latar
belakang pengarang buku. Selain itu maksud dan tujuan pengarang membuat buku
tersebut juga dijelaskan dalam teks resensi.
e. Keunggulan
buku
Teks
resensi menguraikan keunggulan buku secara objektif dan tidak berlebihan.
Dengan demikian, keunggulan tersebut diharapkan dapat memikat pembaca untuk
segera memiliki dan membaca buku yang diresensi.
f. Kelemahan
buku
Meskipun
ditulis berdasarkan opini peresensi, teks resensi memaparkan kelemahan buku
secara objektif. Selain berguna sebagai bahan pertimbangan pembaca, paparan
kelemahan buku juga membantu pengarang memperbaiki karya-karyanya di masa
mendatang.
Jenis-jenis Resensi
Tentu saja Resensi memiliki berbagai
jenis, yaitu:
1. Resensi
Informatif
Resensi informatif adalah resensi yang isinya hanya
informasi tentang hal penting dari keseluruhan isi buku secara umum.
Resensi
jenis ini hanya sebatas memberikan informasi tentang cerita yang sedang diulas.
Bagaimana sinopsisnya, siapa pengarang atau pembuat cerita, dan segala
informasi tentang cerita tersebut.
2. Resensi
Evaluatif
Resensi evaluatif adalah jenis resensi yang membahas
secara lebih dalam dan detail setiap bagian atau babnya. Orang yang melakukan
resensi akan mengungkapkan apa kelebihan dari cerita tersebut dan juga tentang
kekurangannya.
3. Resensi
Informatif –Evaluatif
Resensi informatif-evaluatif merupakan perpaduan dua
jenis resensi tersebut. Jenis resensi jenis ini tidak hanya menyajikan
ringkasan atau hal-hal penting dalam suatu karya, tetapi juga menyajikan
penilaian peresensi tentang isi buku.
Resensi informatif-evaluatif bisa
dikatakan yang paling ideal. Hal itu dikarenakan memberikan laporan dan
pertimbangan suatu karya secara memadai.
4. Resensi
Kritis
Resensi Kritis adalah jenis resensi yang berbentuk
ulasan detail dengan disertai metodologi ilmu pengetahuan tertentu. Isi dari
resensi biasanya kritis dan objektif dalam menilai isi buku.
Cara Meresensi
Suatu Novel
Cara membuat resensi buku adalah dengan
mengikuti langkah-langkah berikut:
1. Memilih
buku yang menarik perhatian
Terdapat beberapa alasan sebuah buku pantas untuk
diulas. Pertama, buku tersebut baru, baik baru tahun terbitnya atau mengandung
kebaruan. Kedua, buku tersebut berisikan hal unik yang jarang ada. Ketiga, buku
target bersifat aktual, yakni sedang membahas isu-isu panas dan terkini.
2. Mencermati
daftar isi buku
Setelah menentukan pilihan, pertama-tama, baca dahulu
bagian daftar isi. Lihat pada bagian manakah pesan penting dari buku tersebut
ada. Perhatikan juga sistematika dan keteraturan daftar isi tersebut.
3. Membaca
isi buku
Tahap selanjutnya adalah membaca isi buku secara
keseluruhan. Pastikan untuk menandai bagian-bagian penting atau menarik. Bukan
hanya hal-hal menarik, tinggalkan pula tanda pada bagian yang masih perlu
diperbaiki.
4. Mengupas
bagian paling menarik
Di antara hal-hal menarik yang ditemukan dalam buku,
pilih bagian yang dianggap paling menarik. Kemudian coba bahas hal tersebut
lebih dalam.
5. Mengkaji
kebahasaan dan tata tulis buku
Meski sepele, hal ini dapat menjadi acuan terkait
kualitas suatu buku. Kamu dapat melihat gaya bahasa yang digunakan, wujud tata
tulis, kode etik tulisan, dan susah tidaknya tulisan tersebut dipahami.
6. Menyusun
ringkasan isi buku
Terkadang, ada buku yang sudah menyelipkan ringkasan
pada bagian cover bagian belakang. Jika belum ada, buatlah dengan berpedoman
pada daftar isi.
7. Mengkaji
kelebihan dan kelemahan buku
Tahap selanjutnya adalah mengkaji kelebihan dan
kelemahan buku. Hal ini perlu dilakukan agar peresensi dapat memberikan saran
bagi penulis. Salah satu cara mengetahui kelebihan atau kekurangannya adalah
dengan membandingkannya pada buku lain yang sejenis.
8. Menuliskan
hasil kajian ke dalam format resensi
Terakhir, tuliskan semua hasil analisis yang telah
dilakukan dalam format resensi. Selamat, kamu telah menyelesaikan proses
resensi buku.
Judul
Novel “Pulang” Karya Tere Liye
Pulang di tulis oleh Tere Liye
Identitas Buku
Editor :
Diana Hayati
Desain Cover : Resoluzy
Penerbit:
PT Sabak Grib Nusantara
Depok-Jawa Barat
ISBN: 978-623-95545-0-7
Dengan jumlah halaman 395 dan ketebalan buku 20cm
Novel ini di terbitkan pada tahun 2021
Sekarang saya akan
membahas tentang penulisnya yaitu Tere Liye
Isi Resensi
Orientasi
Darwis (lahir
21 Mei 1979) yang lebih dikenal dengan nama pena Tere
Liye adalah penulis dan akuntan berkebangsaan Indonesia. Memulai
debut kepenulisan pada tahun 2005 melalui novel Hafalan Sholat Delisa,
ia telah menerbitkan lebih dari 50 buku dalam sepanjang karier menulisnya.
Kali ini saya akan
meresensi salah satu novel beliau yaitu “Pulang”
Sinopsis
Mengisahkan
perjalanan hidup Bujang, seorang anak laki-laki. Ia mengalami kehidupan sulit
di hutan rimba Sumatra sejak usia 15 tahun, terancam oleh monster mengerikan.
Bujang kemudian
diambil oleh Teuku Muda, seorang bos mafia yang dekat dengan ayahnya. Meskipun
sang ibu enggan melepaskan Bujang, sang ayah bersikeras agar anaknya melihat
dunia luar dan mendapat pendidikan.
Seiring
berjalannya waktu, Bujang dihadapkan pada beberapa tragedi. Di antaranya
kematian ayah dan ibu yang meninggalkan luka yang mendalam. Ia bahkan
meninggalkan sekolah dan latihan bela diri
yang sudah lama ditekuni setelah kehilangan kedua orangtuanya. Lantaran
hal tersebut, kondisi kesehatannya memburuk karena tidak makan dengan teratur.
Tragedi hidupnya
semakin bertambah ketika Bujang harus menghadapi kepergian Kopong, tukang pukul
keluarga Tong yang sangat setia. Tak berhenti di situ, ketika kembali ke ibu
kota setelah menyelesaikan kuliahnya, dia dihadapkan pada pengkhianatan Basyir,
teman akrabnya di keluarga Tong.
Puncaknya, Bujang
bertemu dengan Tuanku Imam, tokoh agama yang memiliki hubungan dengan
keluarganya. Tuanku Imam memberikan nasihat tentang kehidupan dan mengungkap
asal-usul keluarga Bujang. Hal itu membuka mata Bujang terkait makna
"Pulang".
Selama perjalanan
ini, Bujang akhirnya mengerti alasan sang ayah menjadikannya anak angkat Teuku
Muda. Hal itu dikarenakan ayahnya sudah sejak lama menjadi tangan kanan Teuku
Muda dalam bisnis Shadow Economy.
Namun, Samad, ayah
Bujang, mundur dengan alasan yang tidak jelas. Bujang menemukan fakta itu dari
Kopong, bahwa Samad berjanji memberikan anak laki-lakinya kepada keluarga Tong.
Akhirnya, Bujang
mewarisi keahlian sebagai jagal dari ayah dan kakeknya. Dirinya terlibat dalam
bisnis keluarga Tong di "dunia hitam". Meskipun awalnya menolak,
seiring bertambahnya usia dan pengalaman, Bujang naik menjadi pemimpin keluarga
Tong. Bujang sebagai anak kesayangan Teuku Muda diberi kekuasaan tersebut untuk
memimpin keluarga Tong.
Analisis:
BAB
1: Si Babi Hutan
Mengisahkan
tentang Bujang, tokoh utama, yang saat itu masih muda dan sedang menjalani
proses menjadi bagian dari Keluarga Tong, sebuah kelompok kriminal yang sangat
berpengaruh. Dalam bab ini, Bujang diuji dalam sebuah perburuan babi hutan yang
menjadi simbol kekuatan dan keberanian.
Babi hutan dalam
cerita ini bukan hanya sekadar binatang buruan, melainkan simbol dari tantangan
yang harus dihadapi Bujang untuk membuktikan dirinya layak menjadi penerus di
keluarga tersebut. Bujang menghadapi situasi yang penuh dengan ketegangan, terutama
karena harus memburu hewan yang sangat liar dan berbahaya di hutan.
Melalui adegan
ini, pembaca diajak menyelami perjuangan Bujang untuk mengatasi rasa takutnya,
dan bagaimana dia mempelajari nilai keberanian, ketangguhan, serta ketenangan
dalam menghadapi bahaya. Bab ini menjadi salah satu bagian penting dalam
perjalanan transformasi Bujang dari seorang anak kampung biasa menjadi bagian
dari organisasi kriminal besar.
BAB
2: Janji Kepada Mamak
Bujang, tokoh
utama, mengingat kembali momen penting dalam hidupnya ketika ia memberikan
janji kepada Mamaknya (ibunya). Bab ini memperlihatkan sisi emosional dari
hubungan Bujang dengan ibunya, yang meskipun terkesan sederhana, penuh dengan
makna dan rasa kasih sayang.
Dalam bab ini,
Bujang berjanji kepada Mamaknya untuk selalu menjadi anak yang baik dan menjaga
harga diri keluarga. Janji ini memiliki makna yang mendalam, karena Mamak
Bujang adalah sosok yang sederhana namun kuat, dan dia sangat berharap Bujang
tidak terjerumus ke dalam dunia yang penuh kekerasan dan kejahatan, yang kelak
Bujang hadapi ketika bergabung dengan Keluarga Tong.
BAB
3: Shadow Economy
Menggambarkan
dunia bisnis gelap yang dijalani oleh Keluarga Tong, kelompok kriminal tempat
Bujang bernaung. Dalam bab ini, penulis menggambarkan bagaimana ekonomi
bayangan atau "shadow economy" beroperasi, yaitu kegiatan ekonomi
ilegal yang dilakukan di luar kendali pemerintah dan aturan hukum yang sah.
Keluarga Tong
terlibat dalam berbagai aktivitas ilegal seperti penyelundupan, perdagangan
barang-barang terlarang, hingga pencucian uang. Ekonomi bayangan ini berjalan
tanpa pajak dan pengawasan, namun memiliki sistem yang sangat terorganisir.
Bujang, sebagai bagian dari keluarga ini, belajar bagaimana jaringan mereka
bekerja, dari hulu ke hilir, mengalirkan kekayaan tanpa terdeteksi oleh pihak
berwenang.
BAB
4: Penunggang Kuda Suku Bedouin
Bujang melanjutkan
perjalanan hidupnya yang penuh petualangan dan pelajaran. Dalam bab ini, Bujang
melakukan perjalanan ke gurun pasir dan bertemu dengan suku Bedouin, yang
terkenal sebagai suku pengembara di gurun.
Pertemuan dengan
suku Bedouin menjadi pengalaman yang sangat penting bagi Bujang. Dia belajar
banyak hal dari suku ini, terutama tentang kearifan lokal mereka, cara bertahan
hidup di lingkungan yang keras, dan filosofi hidup yang mereka pegang teguh.
Penunggang kuda suku Bedouin adalah simbol keberanian, ketangguhan, dan
kebebasan yang menjadi inspirasi bagi Bujang dalam menjalani hidupnya.
BAB
5: Waktuku Sudah Tiba
Menggambarkan
momen penting dalam hidup Bujang, tokoh utama. Pada bab ini, Bujang dihadapkan
pada titik krusial di mana ia menyadari bahwa saatnya telah tiba untuk
menjalani takdirnya sebagai penerus Keluarga Tong, kelompok kriminal besar yang
sangat berpengaruh.
Bab ini menggambarkan
konflik batin yang dialami Bujang. Ia merasa bebannya semakin berat, tapi di
sisi lain, ia juga telah siap menerima peran besar tersebut. Ada campuran
antara ketegangan, perasaan berserah, dan penerimaan dalam dirinya. Ini adalah
titik klimaks di mana Bujang harus mengambil alih tanggung jawab penuh, baik
secara moral maupun fisik, sebagai bagian dari Keluarga Tong.
BAB
6: Patung Naga Emas
Mengisahkan
tentang simbol kekuatan, kekuasaan, dan kesetiaan dalam dunia kriminal yang
dijalani oleh Bujang. Dalam bab ini, Bujang diperkenalkan pada sebuah patung
naga emas yang memiliki makna penting bagi Keluarga Tong.
Patung tersebut
bukan hanya sekadar hiasan mewah, melainkan lambang dari keberadaan Keluarga
Tong sebagai kelompok yang sangat berpengaruh dan ditakuti. Naga, sebagai
simbol kekuatan dan kebijaksanaan, mencerminkan kekuasaan yang dipegang oleh
Tuan Tong sebagai kepala keluarga dan pemimpin organisasi kriminal ini. Emas
melambangkan kemewahan dan dominasi finansial yang mereka miliki.
Bujang diajarkan
untuk memahami filosofi di balik patung tersebut, bahwa seperti naga, seseorang
dalam dunia mereka harus cerdik, kuat, dan tak kenal takut. Bab ini memperdalam
wawasan Bujang tentang bagaimana dunia tempat ia berada dijalankan dengan simbol-simbol
kekuasaan yang kuat. Seiring waktu, patung naga emas menjadi representasi dari
loyalitas yang dituntut dari setiap anggota keluarga, termasuk Bujang yang
sedang menjalani proses pengukuhan posisinya di dalam organisasi.
BAB
7: Pencuri Yang Pengecut
Kali ini, Bujang
dihadapkan pada sebuah peristiwa tentang seorang pencuri yang ketahuan mencuri
dan mencoba kabur.
Pencuri ini
mencuri dari Keluarga Tong, yang jelas merupakan tindakan berbahaya mengingat
kekejaman dan kekuatan keluarga ini. Namun, pencuri tersebut tidak hanya gagal,
tetapi juga menunjukkan sikap pengecut ketika tertangkap. Alih-alih melawan
atau mempertahankan martabatnya, dia memohon ampun dan mencoba melarikan diri
dari tanggung jawab atas perbuatannya.
Bujang, yang saat
itu sudah mulai memahami kerasnya dunia kriminal, melihat langsung bagaimana
hukum yang berlaku di dunia tersebut. Tidak ada belas kasihan bagi mereka yang
lemah dan pengecut. Bab ini memperlihatkan kontras antara sosok Bujang yang
perlahan-lahan tumbuh menjadi kuat dan tegar, dengan pencuri yang pengecut
tersebut, yang hanya memperlihatkan kelemahan.
BAB
8: Tim Terbaik
Menceritakan
pengalaman Bujang saat terlibat dalam misi penting bersama tim yang dipimpin
oleh Tauke Muda. Pada bab ini, Bujang menjadi bagian dari tim elit yang
diandalkan oleh Keluarga Tong untuk menjalankan misi-misi berbahaya dan
berisiko tinggi.
Misi yang mereka
jalankan melibatkan penyergapan terhadap musuh dan pengambilalihan aset
penting, yang membutuhkan koordinasi, ketepatan, dan keahlian luar biasa. Dalam
tim tersebut, setiap anggota memiliki peran spesifik, dan mereka harus bekerja
sama dengan sempurna agar misi berhasil.
BAB
9: Penyerbuan Kasino
Merupakan salah
satu titik penting dalam perjalanan Bujang di dunia kriminal. Pada bab ini,
Bujang ikut serta dalam misi berbahaya untuk menyerbu sebuah kasino ilegal yang
dikelola oleh kelompok saingan Keluarga Tong. Misi ini dirancang sebagai bagian
dari strategi Keluarga Tong untuk memperluas pengaruhnya sekaligus menunjukkan
dominasi mereka di dunia bawah tanah.
Bujang yang masih
dalam proses belajar, ikut dalam penyerbuan tersebut bersama orang-orang
berpengalaman seperti Si Babi, dan beberapa anggota penting lainnya. Penyerbuan
berjalan dengan penuh ketegangan, karena selain mempertaruhkan nyawa, mereka
juga harus menghadapi keamanan ketat di kasino tersebut. Aksi yang berlangsung
penuh kekerasan ini menjadi salah satu pengalaman penting bagi Bujang dalam
memahami kerasnya dunia yang dia masuki.
BAB
10: Pindah Ke Ibukota
Diceritakan
tentang Bujang yang pindah dari kampung halamannya ke ibukota setelah
menyelesaikan masa pendidikan dan pelatihannya di bawah bimbingan Keluarga
Tong. Kepindahannya ini menandai langkah penting dalam perjalanan hidupnya, di
mana ia mulai terjun lebih dalam ke dunia kriminal yang dikendalikan oleh
kelompok tersebut.
Di ibukota, Bujang
mulai belajar tentang dunia yang jauh lebih kompleks dan keras daripada
kehidupannya di kampung. Ia terlibat dalam berbagai aktivitas ilegal, seperti
pengelolaan bisnis-bisnis bawah tanah dan pergaulan dengan para tokoh penting
di lingkaran kekuasaan. Kepindahan ini membuka matanya tentang bagaimana dunia
yang lebih besar beroperasi dan menuntutnya untuk cepat beradaptasi agar bisa
bertahan.
BAB
11: Latihan Menembak
Berfokus pada
Bujang, tokoh utama, yang menjalani latihan menembak sebagai bagian dari
pelatihannya di Keluarga Tong. Latihan ini dilakukan di lapangan tembak yang
khusus, dan dihadiri oleh anggota lainnya. Dalam bab ini, Bujang menghadapi
berbagai tantangan, termasuk rasa gugup dan tekanan dari lingkungan sekitarnya.
Melalui latihan
menembak, Bujang belajar tentang disiplin, fokus, dan pentingnya ketenangan
dalam situasi berbahaya. Ia juga menyadari bahwa kemampuan menembak bukan hanya
soal teknis, tetapi juga terkait dengan kontrol diri dan pengambilan keputusan
yang cepat. Dalam proses ini, ia mendapatkan arahan dari mentor yang
berpengalaman, yang mengajarinya strategi dan teknik yang tepat untuk
meningkatkan kemampuannya.
Di sisi lain,
latihan ini juga mencerminkan perjalanan Bujang dalam menyesuaikan diri dengan
kehidupan baru yang penuh risiko dan tantangan. Momen-momen ini menjadi titik
penting dalam perkembangan karakternya, yang membangun ketahanan mental dan
fisik yang diperlukan untuk menghadapi dunia yang keras di sekitarnya.
BAB
12: Mamak Pergi
Fokus cerita
beralih kepada pengalaman dan perasaan Bujang yang mendalam ketika ibunya,
Mamak, harus meninggalkan mereka. Kepergian Mamak menjadi momen yang sangat
emosional dan signifikan dalam hidup Bujang dan keluarganya.
Bujang merasakan
kehilangan yang mendalam dan kesedihan karena harus berpisah dengan sosok yang
selalu ada untuknya. Mamak digambarkan sebagai seorang ibu yang penuh kasih
sayang, selalu berusaha melindungi dan mendukung anak-anaknya. Namun, situasi
yang memaksa Mamak pergi menunjukkan tantangan dan kesulitan yang dihadapi oleh
keluarga mereka.
BAB
13: Salonga Dari Tondo
Cerita berfokus
pada karakter Tondo, yang merupakan seorang tokoh yang penuh dengan rasa
kerinduan dan harapan. Tondo adalah seorang yang kuat dan tabah, menghadapi
berbagai tantangan dalam hidupnya, termasuk perjalanan panjang untuk menemukan
keluarganya.
Bab ini
menggambarkan latar belakang Tondo, termasuk masa lalunya dan hubungannya
dengan orang-orang terdekatnya. Ia mengalami berbagai kesedihan dan kehilangan,
namun tetap berjuang untuk menemukan arti kehidupan yang lebih baik. Dalam
pencariannya, Tondo belajar tentang arti cinta, pengorbanan, dan pentingnya
keluarga.
BAB
14: Belajar Hingga Negeri Seberang
Menggambarkan
perjalanan Bujang, yang semakin mendalami ilmu pengetahuan dan menghadapi
tantangan dalam proses pendidikannya. Dalam bab ini, Bujang memutuskan untuk
belajar ke luar negeri demi mengejar cita-citanya dan mendapatkan pendidikan
yang lebih baik.
Perjalanannya
membawa Bujang ke berbagai tempat dan situasi yang baru, di mana ia harus
beradaptasi dengan budaya dan cara belajar yang berbeda. Dia mengalami
kesulitan, kerinduan akan kampung halaman, dan perjuangan dalam menghadapi
perbedaan yang ada. Namun, semangat Bujang untuk belajar dan memahami dunia di
sekitarnya tidak pudar.
BAB
15: Surat Dari Bapak
Menggambarkan
momen emosional yang mendalam ketika Bujang menerima surat dari ayahnya. Dalam
surat tersebut, Bapak mengekspresikan perasaannya tentang keluarga, cinta, dan
harapan untuk masa depan Bujang.
Bapak menyampaikan
pesan-pesan bijak yang berkaitan dengan arti kehidupan, pentingnya berjuang,
dan nilai-nilai yang harus dipegang teguh. Dia mendorong Bujang untuk tidak
hanya mengejar ambisi pribadi, tetapi juga untuk tetap ingat kepada keluarga
dan asal-usulnya. Surat ini menjadi pengingat bagi Bujang tentang betapa besar
cinta dan pengorbanan yang telah diberikan oleh orang tuanya.
BAB
16: Pengkhianatan -1
Menggambarkan
pergeseran yang signifikan dalam hubungan antara Bujang dan keluarga Tong,
terutama saat Bujang mulai merasakan adanya ketidakpuasan dan keraguan terhadap
dunia yang selama ini dia ikuti. Dia mulai menyadari bahwa nilai-nilai yang dia
anut selama ini bertentangan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan dan moral yang
dia pelajari dari keluarganya.
Dalam bab ini,
konflik batin Bujang semakin kuat ketika dia mendapati bahwa beberapa tindakan
anggota keluarga Tong tidak hanya berbahaya, tetapi juga dapat menyebabkan
kerugian bagi banyak orang. Rasa cinta dan kesetiaan yang dimilikinya mulai
terguncang, terutama setelah menyaksikan pengkhianatan dari orang-orang
terdekatnya.
Bujang menghadapi
dilema besar: tetap setia kepada keluarga yang membesarkannya atau mengambil
langkah berani untuk melindungi orang-orang yang tidak bersalah. Pertarungan
antara kesetiaan dan moralitas ini membentuk inti dari konflik yang akan
mempengaruhi perjalanan hidupnya ke depan. Bab ini menjadi titik awal bagi
Bujang untuk merenungkan makna sebenarnya dari pengkhianatan dan
konsekuensinya.
BAB
17: Utang 40 Juta Dolar
Cerita berfokus
pada pergulatan karakter utama, Bujang, yang terjebak dalam utang besar yang
mengancam keselamatannya dan keluarganya. Bujang berusaha untuk membebaskan
diri dari jeratan utang yang sangat besar ini, yang tidak hanya menempatkannya
dalam situasi berbahaya, tetapi juga menguji integritas dan komitmennya
terhadap orang-orang terkasih.
Bujang harus
berhadapan dengan berbagai tekanan dari para penagih utang yang tak kenal
ampun, serta konflik internal yang muncul dari keputusan-keputusan sulit yang
harus diambil. Dalam proses ini, Bujang belajar tentang konsekuensi dari
tindakan yang diambilnya, arti dari kepercayaan, dan pentingnya hubungan
keluarga.
BAB
18: Pengkhianatan -2
Melanjutkan tema
pengkhianatan yang mengungkapkan kompleksitas hubungan antar tokoh. Dalam bab
ini, ketegangan semakin meningkat ketika Bujang harus menghadapi pengkhianatan
yang mengejutkan dari orang-orang terdekatnya.
Kejadian ini
membawa dampak besar bagi perjalanan hidup Bujang, yang harus berjuang untuk
memahami dan menerima kenyataan pahit tersebut. Emosi yang dihadapi Bujang,
seperti kemarahan, kesedihan, dan kebingungan, menambah kedalaman karakter dan
menunjukkan betapa sulitnya situasi yang dihadapinya.
Bab ini juga
menggambarkan perubahan dalam dinamika hubungan Bujang dengan anggota Keluarga
Tong, di mana rasa percaya mulai pudar dan kecurigaan mengemuka. Selain itu,
konflik internal Bujang semakin mendalam, membuatnya merenungkan nilai-nilai
yang selama ini dipegangnya.
BAB
19: Tuanku Imam
Fokus cerita
beralih kepada Tuanku Imam, seorang tokoh yang memiliki karisma dan pengaruh
besar dalam masyarakat. Tuanku Imam digambarkan sebagai sosok yang bijaksana
dan tegas, yang berjuang untuk menjaga nilai-nilai agama dan moral dalam
komunitasnya. Ia menjadi panutan bagi banyak orang dan berperan sebagai
penyeimbang di tengah berbagai konflik yang terjadi.
Cerita
menggambarkan interaksi Tuanku Imam dengan Bujang, tokoh utama, yang mencari
petunjuk dan bimbingan dari sang imam. Dalam dialog mereka, Tuanku Imam
memberikan nasihat yang mendalam mengenai arti kehidupan, cinta, dan
pengorbanan. Ia menekankan pentingnya menjalani hidup dengan penuh integritas
dan komitmen terhadap prinsip-prinsip yang diyakini.
BAB
20: Suara Adzan
Menggambarkan
momen penting bagi tokoh utama, Bujang, yang mencerminkan perjalanan spiritual
dan identitasnya. Dalam bab ini, suara adzan yang menggema di masjid
mengingatkan Bujang akan pentingnya iman dan kebersamaan dalam kehidupan.
Ketika suara adzan
terdengar, Bujang merasakan panggilan untuk kembali ke akar budayanya dan
memperkuat hubungannya dengan Tuhan. Momen ini menjadi refleksi bagi Bujang
mengenai keluarganya, nilai-nilai yang diajarkan orang tuanya, serta
pengorbanan yang telah mereka lakukan. Dia mulai menyadari betapa pentingnya
agama dan kepercayaan dalam menjalani hidup, meskipun dia terjebak dalam dunia
yang penuh dengan kejahatan dan kesulitan.
BAB
21: Memeluk Erat
Fokus cerita
beralih pada hubungan keluarga dan pentingnya cinta serta dukungan di antara
mereka. Dalam bab ini, kita melihat Bujang yang semakin menyadari betapa
berharganya hubungan dengan orang-orang terdekatnya, terutama keluarganya.
Bujang mengalami
momen refleksi di mana dia merenungkan perjalanan hidupnya, tantangan yang
dihadapinya, dan bagaimana cinta keluarganya telah membentuk siapa dirinya saat
ini. Ada momen-momen emosional di mana Bujang merasakan kerinduan terhadap
orang tua dan saudara-saudaranya. Dia mengingat kenangan indah bersama mereka,
serta pelajaran yang didapat dari berbagai pengalaman pahit dan manis.
BAB
22: Kesetiaan Yang Memanggil
Mengeksplorasi
tema kesetiaan melalui hubungan antara Bujang dan orang-orang terdekatnya.
Dalam bab ini, Bujang mulai menyadari pentingnya kesetiaan dalam hidupnya, baik
terhadap keluarganya maupun teman-temannya.
Bujang dihadapkan
pada pilihan-pilihan sulit yang menguji loyalitasnya. Dia harus
mempertimbangkan antara mengikuti jalan hidup yang ditentukan oleh Keluarga
Tong atau tetap setia kepada nilai-nilai dan orang-orang yang telah
mendukungnya sejak kecil. Pertentangan antara ambisi dan kesetiaan ini menjadi
inti konflik emosional dalam bab ini.
BAB
23: Lantai Dua Puluh Lima
Berfokus pada
pengalaman Bujang yang semakin mendalam dalam dunia yang penuh intrik dan
konflik. Di bab ini, Bujang mendapati dirinya berada di lantai dua puluh lima
sebuah gedung tinggi, yang melambangkan posisi dan tantangan baru dalam
hidupnya.
Lantai dua puluh
lima menjadi simbol ambisi dan pencarian identitas Bujang. Di sini, dia
berinteraksi dengan berbagai karakter yang memiliki latar belakang berbeda,
termasuk beberapa orang penting yang memiliki pengaruh dalam dunia yang dia
masuki. Pertemuan-pertemuan ini membuka pandangan Bujang terhadap realitas yang
lebih luas, termasuk mengenai moralitas dan konsekuensi dari
pilihan-pilihannya.
BAB
24: Samurai Sejati
Mengisahkan
perjalanan Bujang, tokoh utama, yang semakin mendalami dunia yang gelap dan
penuh tantangan. Dalam bab ini, Bujang menghadapi pelajaran berharga tentang
arti sejati dari keberanian dan kehormatan.
Bujang belajar
dari sosok yang dianggap sebagai "samurai sejati," yang mengajarkan
filosofi hidup tentang integritas, ketulusan, dan keberanian. Samurai ini bukan
hanya seorang pejuang yang terampil dalam bertarung, tetapi juga seseorang yang
memiliki prinsip dan nilai-nilai yang kuat. Dia menekankan pentingnya bertindak
dengan hati, serta menjaga kehormatan diri dalam setiap tindakan.
Dalam proses
pembelajaran ini, Bujang dihadapkan pada situasi yang menguji moralitas dan
pilihannya. Dia harus memutuskan antara mengikuti jalur kekerasan yang biasa
dilakukan oleh kelompoknya atau memilih jalan yang lebih mulia meski penuh
risiko. Bab ini menggambarkan pertarungan batin Bujang, serta bagaimana dia
berusaha menemukan identitas dan jati dirinya di tengah situasi yang sulit.
Berikut rangkuman
dari seluruh isi novel Pulang
Evaluasi
Tentunya setiap novel memiliki
berbagai keuntungan maupun kelemahan.
Kali ini saya akan memberikan
pendapat saya
Kelebihan :
1.
Alur Cerita yang Menarik dan Mendalam:
Novel Pulang memiliki alur yang dinamis dengan banyak kejutan yang
membuat pembaca terus penasaran. Perjalanan hidup tokoh utama yang penuh
konflik dan intrik menjadikan ceritanya kompleks dan tidak monoton.
2.
Penggambaran Karakter yang Kuat: Tere Liye
berhasil menggambarkan karakter tokoh utama dan tokoh-tokoh lainnya secara
mendalam. Pembaca dapat merasakan emosi dan perjuangan dari masing-masing
tokoh, sehingga mereka terasa lebih hidup dan mudah diingat.
3.
Tema yang Relevan dan Sarat Makna: Novel
ini mengangkat tema keluarga, pengorbanan, dan pencarian jati diri, yang
merupakan tema universal dan dapat diterima oleh berbagai kalangan. Makna
"pulang" yang diangkat Tere Liye bukan hanya tentang tempat fisik,
tetapi juga perjalanan menuju penerimaan diri dan pemahaman terhadap
nilai-nilai kehidupan.
Kelemahannya :
1. Beberapa
Bagian Terasa Lambat: Ada bagian-bagian dalam novel yang terasa agak lambat dan
mungkin membosankan bagi sebagian pembaca. Detail yang cukup panjang di
beberapa adegan dapat membuat pembaca merasa ceritanya terlalu bertele-tele.
2. Alur
Mundur yang Kadang Membingungkan: Novel ini menggunakan alur campuran, termasuk
flashback (alur mundur) yang cukup banyak. Hal ini kadang membuat pembaca harus
lebih fokus untuk memahami konteks waktu dan latar belakang dari peristiwa yang
terjadi.
3.
Tokoh Sampingan Kurang Mendalam: Beberapa
tokoh sampingan dalam cerita dianggap kurang mendapatkan pengembangan yang
mendalam, sehingga terasa kurang "nyata" dan tidak begitu memberi
pengaruh signifikan pada perkembangan cerita utama.
Penutup Resensi
Secara keseluruhan, Pulang adalah
sebuah novel yang mengajak pembaca menyelami kisah perjalanan hidup yang penuh
perjuangan, pencarian jati diri, dan makna "pulang" yang sebenarnya.
Tere Liye berhasil mengemas tema-tema kehidupan yang universal dan sarat makna,
sehingga dapat menginspirasi pembaca dari berbagai kalangan. Melalui alur
cerita yang penuh emosi dan karakter yang kuat, Pulang tidak hanya
menjadi bacaan yang menghibur, tetapi juga reflektif bagi siapa saja yang
pernah merasa kehilangan arah atau ingin menemukan tempat mereka di dunia.
Bagi para pembaca yang menyukai cerita
yang kaya akan nilai-nilai kehidupan dan penuh pesan moral, novel ini sangat
layak untuk dibaca dan direnungkan. Dengan demikian, Pulang bukan
hanya sebuah cerita, tetapi sebuah perjalanan batin yang dapat menginspirasi
setiap orang untuk terus mencari, memahami, dan menghargai arti rumah dan
keluarga dalam hidup.
Novel Pulang karya Tere Liye
(2021) layak dibaca karena menawarkan kisah mendalam tentang keluarga, cinta,
dan pencarian jati diri, dibalut dengan latar belakang budaya dan konflik
sosial yang menarik. Novel ini mengisahkan perjalanan seorang tokoh bernama
Bujang, yang berasal dari keluarga sederhana hingga menjadi anggota kelompok
rahasia dengan kode moral yang kompleks. Tere Liye berhasil menghadirkan alur
yang penuh kejutan, karakter yang kuat, serta narasi yang menggugah emosi
pembaca. Dengan gaya bahasa yang khas, novel ini tidak hanya memberikan
hiburan, tetapi juga menyajikan pelajaran hidup yang relevan dan reflektif bagi
berbagai kalangan pembaca
D.
SIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
Resensi adalah
ulasan atau penilaian terhadap sebuah karya, seperti buku, film, drama, musik,
atau karya seni lainnya, tentunya untuk kita mengetahui tentang kelayakan
sebuah buku untuk dibaca. Ulasan atau yang biasa dikenal dengan resensi, secara
etimologi berasal dari bahasa Belanda, yaitu resentie dan bahasa Latin
recentsii recensere, atau revidere, yang artinya mengulas kembali atau melihat
kembali. Nah, kalau dalam bahasa Inggris, resensi dikenal dengan istilah
review.
Tentunya Resensi
juga seperti kebanyakan teks yang ada, pasti memiliki struktur hingga cara
melakukan resensi, Resensi ternyata memiliki 4 struktur, 6 ciri-ciri, 4
jenis-jenis, 8 cara melakukan resensi.
Resensi mengulas
tentang isi buku. Resensi yang dimuat pada media cetak dikirim oleh penulis ke
redaksi. Resensi yang dikirim oleh penulis diseleksi terlebih dahulu oleh
redaksi. Sebelum dimuat dalam media cetak teks resensi telah melalui proses
editing oleh editor media cetak. Media cetak berupa surat kabar dan majalah.
Secara
keseluruhan, novel Pulang karya Tere Liye adalah karya sastra yang menggugah
dan penuh makna, mengangkat tema perjalanan hidup, keluarga, dan pencarian jati
diri. Dengan alur yang menyentuh dan karakter yang kuat, novel ini berhasil
mengajak pembaca untuk merenung tentang arti "pulang" dalam
kehidupan—bukan sekadar tempat, tetapi perjalanan emosional dan spiritual untuk
menemukan diri sendiri dan memahami nilai-nilai kehidupan. Relevansi novel ini
semakin terasa di tengah ketidakpastian zaman, di mana banyak orang kembali
mencari makna rumah dan keluarga.
Melalui resensi
ini, dapat disimpulkan bahwa Pulang adalah novel yang tidak hanya menghibur,
tetapi juga menyampaikan pesan moral yang mendalam tentang keberanian,
pengorbanan, dan pencarian makna hidup. Tere Liye berhasil menciptakan karya
yang mampu menginspirasi pembaca untuk menggali lebih dalam makna perjalanan
hidup mereka sendiri, serta menghargai arti sejati dari keluarga dan
"pulang."
Saran :
1. Mempercepat
Alur pada Bagian yang Terasa Lambat: Bagian-bagian yang terkesan lambat dapat
dibuat lebih singkat atau lebih fokus pada momen-momen penting, sehingga
pembaca tetap tertarik dan tidak kehilangan minat. Pemangkasan pada
bagian-bagian yang kurang esensial akan membantu mempertahankan ketegangan dan
fokus cerita.
2. Pengembangan
Karakter Sampingan: Tokoh-tokoh sampingan yang mendampingi perjalanan hidup
tokoh utama dapat diberikan porsi pengembangan yang lebih mendalam. Ini akan
memberikan dimensi baru dan kedalaman pada cerita, sekaligus memperkuat
hubungan antar-karakter sehingga terasa lebih nyata dan memberi dampak emosi
yang lebih kuat.
3. Penggunaan
Alur Mundur yang Lebih Jelas: Dalam novel ini, alur mundur (flashback)
memainkan peran penting untuk memberikan latar belakang tokoh utama. Agar lebih
mudah dipahami, bisa dipertimbangkan adanya penanda yang jelas atau pembagian
bab yang lebih terstruktur untuk setiap alur waktu, sehingga pembaca lebih
mudah mengikuti cerita.
DAFTAR PUSTAKA
Akashi
Nur Umar. Detik Jogja (2024) Tata Cara Membuat Resensi Buku yang Rapi dan
Terstruktur. Rabu, 31 Jan 2024 17:43 WIB
https://www.detik.com/jogja/kota-pelajar/d-7170370/tata-cara-membuat-resensi-buku-yang-rapi-dan-terstruktur.
Bisma
Leo. Brain Academy (2024) Pengertian Teks Resensi, Struktur, Jenis, dan
Contohnya! February 13, 2024 https://www.brainacademy.id/blog/teks-resensi
Hidayah
Nurul . Ruang Guru (2024). Pengertian Resensi, Manfaat, Struktur & Cara
Menyusunnya, February 12, 2024 https://www.ruangguru.com/blog/cara-membuat-resensi-buku
Liye
Tere (2021) Pulang. Jakarta:SabakGrip
Nugroho
Faozan Tri. Bola (2021) Jenis-Jenis Resensi Beserta Penjelasan, Ketahui
Manfaat dan Unsur-unsurnya. 19 Mei 2021, 07:40 WIB
https://www.bola.com/ragam/read/4560348/jenis-jenis-resensi-beserta-penjelasan-ketahui-manfaat-dan-unsur-unsurnya?page=4
Komentar
Posting Komentar